Minggu, 31 Januari 2010

yamaha motor

YAMAHA VIXION INJEKSI

Meski slogan Selalu Terdepan sudah digugat, Yamaha tetap berhasil membuktikan lewat peluncuran V-ixion. Motor sport baru yang mengusung mesin 150 cc 4-tak 4 klep dan sistem suplai bahan bakar secara elektronik injeksi. Wuih… pantas kalau sekarang berganti slogan jadi Semakin Di Depan.

Namanya sudah pasti V-ixion yang bukan Viper. Ini sesuai janji Bambang Asmarabudi, General Manager Promotion dan Motorsport PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI). Dia bicara setahun lalu, katanya Yamaha akan merilis motor injeksi syarat teknologi dengan banderol terjangkau.KLIK - Detail

Terbukti sekarang. V-ixion bakal dilego Rp 16 juta off the road. Kemungkinan berikut pajak dan BBN akan jadi Rp 17,5 juta on the road. Ini tentu bikin pusing pesaing bermain di sport 150 cc yang betah dengan teknologi lama.

KLIK - DetailNah, pasti penasaran kan teknologi yang diusung V-ixion. Tapi, bocorannya bukan dari pihak YMKI. Mereka belum berani buka mulut. Berarti yang baca tulisan ini dapat liputan eksklusif.

MESIN MX BORE UP
KLIK - DetailSecara konstruksi dan tampilan, sekilas seperti mesin bebek Yamaha Jupiter MX 135LC. Tapi, ini versi bore up. Berpendingin air dengan kapasitas silinder bersih 149,7 cc didapat dari diameter x stroke yaitu 57 x 58,7 mm. Sama dengan pembesaran diameter silinder.

Beda dikit sama MX yang 135 cc didapat dari diameter x stroke yaitu 54 x 58,7 cc. Tapi bedanya mesin V-ixion dengan injeksi bensin. Wajar jika power V-ixion 14,89 dk. Sedang MX hanya 11,33 dk.

Tentu kapasitas silinder bengkak diikuti komponen pendukung. Seperti volume oli mesin yang di MX hanya 1.000 (800 cc jika ganti) kini jadi 1,15 liter (1.000 cc jika ganti). Air pendingin juga lebih banyak 10 cc.

ELECTRONIC FUEL INJECTION
Yamaha tepat membidik pasar. Teknologi injeksi bensin yang belum familiar diterapkan pada motor sport yang sasarannya kalangan menengah ke atas. Jadi, nggak salah tembak gituuuu.KLIK - Detail

Disuplai trottle body dari Mikuni tipe SE AC28-I. Cukup besar memang. Sama dengan diameter venturi 28 mm. Karbu Jupiter MX cuma berventuri 22 mm. Tapi, pihak Yamaha menjamin bakal lebih terkontrol dan irit. Katanya juga, pas untuk lalu lintas perkotaan yang padat. Perawatan murah serta mud

4 KLEP DAN PENDINGIN AIR
KLIK - DetailSama seperti Jupiter MX, dilengkapi 4 klep namun noken as atau kem hanya satu. Kelebihannya sedikit gesekkan. Lebih murah, efisien juga mudah dimodifikasi.

Juga menggunakan pendingin air. Ini dikarenakan mengusung mesin kompresi tinggi. Dari spek terlihat rasio kompresi 10,4 : 1. Pendingin air mampu meredam panas dari kompresi. Selin itu, tenaga maksimal, irit bensin dan suhu tetap stabil.

DIASIL SILINDER
Ini juga sama dengan teknologi MX. Silinder tanpa liner dari bahan aluminium alloy dan silicon melalui proses cetak. Meski tidak bisa oversize namun lebih keras atau tidak mudah uas. Makanya Yamaha memberi garansi 5 tahun atau 50.000 km.

PISTON FORGED
Ini juga sama seperti teknologi di MX. Menggunakan piston dengan sistem tempa atau cetak langsung jadi. Sangat kuat dan daya tahan tinggi. Makanya garansi 5 tahun atau 50.000 km.

AKI MF
Ini termasuk baru di produk Yamaha. Sebelumnya, aki di motor produksi Yamaha selalu menggunakan tipe basah. Nah, sekarang di V-ixion sudah pakai tipe kering alias MF (Maintenance Free) yan bebasa perawatan.

Spesifikasi* :

MESIN:
Tipe Liquid Cooled 4-Stroke, SOHC
Susunan Silinder Forward – Inclined Single Cylinder
Volume Silinder 149.80 cc
Diameter x Langkah 57.0 mm x 58.7 mm
Perbandingan Kompresi 10.40 : 1
Tenaga Maksimum 11.10 kW @8500 rpm
Torsi Maksimum 13.10 Nm @7500 rpm
Sistem Pelumasan Wet Sump / Pelumasan Basah
Kapasitas Oli Mesin 1.15 Liter
Kapasitas Air Pendingin Tangki Recovery 0.4 Liter Total 0.79 Liter
Kapasitas Tangki Bensin 12.0 Liter
Throttle body MIKUNI SE AC28-1
Putaran Langsam Mesin 1400 ± 100 rpm
Saringan Udara Dry Element
Sistem Starter Electric Starter and Kick Starter
Kopling Wet, Multiple-Disc
Tipe Transmisi Constant Mesh 5-Speed/ Mechanical

RANGKA:
Tipe Rangka Delta Box Frame / Pressed Backbone
Suspensi Depan Telescopic Fork
Suspensi Belakang Swingarm (Link Suspension)
Rem Depan Single Disc Brake 245.0x 4.0 mm
Rem Belakang Drum Brake (Leading, Trailing) 130.0mm
Ban Depan 2.75 – 17 41P
Ban Belakang 90/90 – 17M/C 49P
Ukuran Rantai 428, Jumlah mata rantai 120

KELISTRIKAN:
Lampu Depan 12V, 35W / 35.0W x 1
Lampu Sein Depan 12V, 10.0W x 2
Lampu Belakang 12V, 5.0W x 1
Lampu Rem 12V, 5.0W / 21.0W x 1
Lampu Sein Belakang 12V, 10.0W x 2
Battery 3.5 A
Busi / SparkPlug NGK CR8E
DENSO U 24 ESR-N
Sistem Pengapian DC – CDI [Full
Transistor]
Sekring 20 A

DIMENSI:
P x L x T 2000 mm x 705 mm x 1035 mm
Tinggi Tempat Duduk 790 mm
Jarak Sumbu Roda 1282 mm
Jarak Terendah ke Tanah 167 mm
Berat Kosong 114.0 kg

*Spesifikasi dapat berubah menunggu data dari pihak pabrikan
sumber : M+

Diposting oleh
[merayernest]Ernest Meray
Tanggal 12-February-2007 Jam 13:17:23



















Prinsip kerja piston

Langkah Hisap

Langkah Hisap

Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camshaft).

Empat proses tersebut terbagi dalam siklus :

Langkah hisap : Bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder. Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses pembakaran.

Prosesnya adalah ;

  1. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).
  2. Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder
  3. Kruk As berputar 180 derajat
  4. Noken As berputar 90 derajat
  5. Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder

—————————————————————————————————————————————–

LANGKAH KOMPRESI

Langkah Kompresi

Langkah Kompresi

Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel.

Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga.

Prosesnya sebagai berikut :

  1. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA
  2. Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup
  3. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber)
  4. Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran
  5. Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)
  6. Noken as mencapai 180 derajat

—————————————————————————————————————————————–

LANGKAH TENAGA

Langkah Tenaga

Langkah Tenaga

Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya.

Prosesnya sebagai berikut :

  1. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar
  2. Piston terlempar dari TMA menuju TMB
  3. Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka.
  4. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as
  5. Putaran Kruk As mencapai 540 derajat
  6. Putaran Noken As 270 derajat

—————————————————————————————————————————————–

LANGKAH BUANG

Exhaust stroke

Exhaust stroke

Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.

Prosesnya adalah :

  1. Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA
  2. Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh
  3. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot
  4. Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat)
  5. Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat)

—————————————————————————————————————————————–

FINISHING PENTING — OVERLAPING

Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam possisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.

Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini ingin bekerja.

manfaat dari proses overlaping :

  1. Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran
  2. Pendinginan suhu di ruang bakar
  3. Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)
  4. memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar

Oke dengan mengenal prinsip dan cara kerja mesin 4 tak, semoga dapat menjadi pegangan awal sebelum merencanakan modifikasi. Mana hal yang penting untuk dimanfaatkan agar proses langkah tenaga bekerja optimal. Tetap sehat… Tetap semangat! Biar bisa modifikasi mesin tiap hari :)


Jumat, 29 Januari 2010

kinerja mesin 2t+4t

Oli Mesin 2T vs 4T

Saat ini ada dua mesin yang digunakan pada kendaraan bermotor, yaitu mesin 4-langkah (4T) dan 2-langkah (2T). Dari kedua jenis mesin tersebut, yang terus berkembang dan makin banyak digunakan pada sepeda motor adalah mesin 4T. Sebaliknya, mesin 2T, aplikasinya terus berkurang. Kini, produsen motor di Indonesia tak lagi menggunakannya.


Sebelumnya, mesin 2T sangat populer digunakan pada kendaraan bermotor roda dua karena konstruksinya yang praktis. Produsen sepeda motor Jepang seperti Kawasaki, Suzuki dan Yamaha, dulu mengandalkan mesin 2T. Begitu juga dengan Vespa.

Kendati, kini produsen telah beralih ke mesin 4T, sepeda motor dengan mesin 2T masih banyak digunakan. Antara lain, Suzuki Satria 125, Yamaha RX, Vespa lama dan sebagainya. Mesin ini juga digunakan pada mobil. Sekarang, kebanyakan digunakan pada powerboat, mesin gergaji, pemotong rumput dan sebagainya.

Sistem Pelumasan. Karena konstruksi dan siklus kerja mesin 4T dan 2T berbeda, sistem pelumasannya juga tidak sama. Mesin 4T, menggunakan oli yang disatukan dengan transmisi dan kopling. Sedangkan pada mesin 2T, oli mesin dan transmisi (termasuk kopling) dipisahkan.

Khusus untuk mesin 2T, bagian mesin yang harus diberi oli, yaitu poros engkol (crankshaft), setang piston, piston, ring piston dan silinder, dilakukan dengan mencampurkannya bersama bensin. Oli pun ikut terbakar bersama bensin.

Karena kondisi seperti tersebut, sifat oli 2T berbeda jauh dibandingkan dengan mesin 4T. Viskositas oli 2T tidak hanya jauh lebih rendah (encer) dibandingkan oli 4T, juga harus mudah bercampur dengan bensin dan gampang terbakar. Tujuannya mencegah terbentuknya kerak dalam waktu singkat.

Di Indonesia, oli 2T disebut juga oli campuran atau samping. Oli 2T menggunakan tangki khusus di samping tangki bensin.

Dulunya, oli dan bensin dicampur langsung di dalam tangki bensin. Ternyata, cara ini cukup merepotkan. Pasalnya, setiap mengisi atau menambah bensin, juga harus menambahkan oli 2T agar komposisi campuran tetap sama.

Karena itulah, produsen sepeda motor Jepang membuat tangki khusus untuk oli 2T. Oli ini langsung disemprotkan ke saluran isap dengan pompa khususu untuk bercampur dengan bensin yang disedot oleh mesin.
Oli Transmisi 2T. Khusus untuk transmisi dan kopling, mesin 2T menggunakan oli yang sama dengan motor 4T. Karena jumlah komponen yang dilumasi sedikit, suhu kerja juga lebih rendah dari mesin, maka tugasnya pada mesin 2T jadi lebih ringan. Jadwal penggantiannya pun bisa lebih lama.

Mesin 4T.
Siklus kerja mesin 4-langkah (4T)
Pada mesin 4T, komponen yang dilumasi lebih banyak. Di samping itu, oli mesin juga bertugas melumasi transmisi plus kopling. Inilah yang mengakibatkan tugas oli motor 4T makin berat.