Minggu, 31 Januari 2010
Prinsip kerja piston
MENGENALI CARA KERJA MESIN 4 TAK
- 28 April 2009 – 07:12
- Ditulis dalam Fungsi dan Cara Kerja
- Bertanda 4 tak, cara, kerja, kompresi, langkah buang, langkah hisap, langkah kompresi, langkah tenaga, mesin, overlaping, siklus
Langkah Hisap
Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camshaft).
Empat proses tersebut terbagi dalam siklus :
Langkah hisap : Bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder. Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses pembakaran.
Prosesnya adalah ;
- Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).
- Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder
- Kruk As berputar 180 derajat
- Noken As berputar 90 derajat
- Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder
—————————————————————————————————————————————–
LANGKAH KOMPRESI
Langkah Kompresi
Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel.
Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga.
Prosesnya sebagai berikut :
- Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA
- Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup
- Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber)
- Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran
- Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)
- Noken as mencapai 180 derajat
—————————————————————————————————————————————–
LANGKAH TENAGA
Langkah Tenaga
Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya.
Prosesnya sebagai berikut :
- Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar
- Piston terlempar dari TMA menuju TMB
- Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka.
- Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as
- Putaran Kruk As mencapai 540 derajat
- Putaran Noken As 270 derajat
—————————————————————————————————————————————–
LANGKAH BUANG
Exhaust stroke
Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.
Prosesnya adalah :
- Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA
- Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh
- Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot
- Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat)
- Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat)
—————————————————————————————————————————————–
FINISHING PENTING — OVERLAPING
Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam possisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.
Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini ingin bekerja.
manfaat dari proses overlaping :
- Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran
- Pendinginan suhu di ruang bakar
- Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)
- memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar
Oke dengan mengenal prinsip dan cara kerja mesin 4 tak, semoga dapat menjadi pegangan awal sebelum merencanakan modifikasi. Mana hal yang penting untuk dimanfaatkan agar proses langkah tenaga bekerja optimal. Tetap sehat… Tetap semangat! Biar bisa modifikasi mesin tiap hari
Jumat, 29 Januari 2010
kinerja mesin 2t+4t
Oli Mesin 2T vs 4T
Saat ini ada dua mesin yang digunakan pada kendaraan bermotor, yaitu mesin 4-langkah (4T) dan 2-langkah (2T). Dari kedua jenis mesin tersebut, yang terus berkembang dan makin banyak digunakan pada sepeda motor adalah mesin 4T. Sebaliknya, mesin 2T, aplikasinya terus berkurang. Kini, produsen motor di Indonesia tak lagi menggunakannya.Sebelumnya, mesin 2T sangat populer digunakan pada kendaraan bermotor roda dua karena konstruksinya yang praktis. Produsen sepeda motor Jepang seperti Kawasaki, Suzuki dan Yamaha, dulu mengandalkan mesin 2T. Begitu juga dengan Vespa.
Kendati, kini produsen telah beralih ke mesin 4T, sepeda motor dengan mesin 2T masih banyak digunakan. Antara lain, Suzuki Satria 125, Yamaha RX, Vespa lama dan sebagainya. Mesin ini juga digunakan pada mobil. Sekarang, kebanyakan digunakan pada powerboat, mesin gergaji, pemotong rumput dan sebagainya.
Sistem Pelumasan. Karena konstruksi dan siklus kerja mesin 4T dan 2T berbeda, sistem pelumasannya juga tidak sama. Mesin 4T, menggunakan oli yang disatukan dengan transmisi dan kopling. Sedangkan pada mesin 2T, oli mesin dan transmisi (termasuk kopling) dipisahkan.
Khusus untuk mesin 2T, bagian mesin yang harus diberi oli, yaitu poros engkol (crankshaft), setang piston, piston, ring piston dan silinder, dilakukan dengan mencampurkannya bersama bensin. Oli pun ikut terbakar bersama bensin.
Karena kondisi seperti tersebut, sifat oli 2T berbeda jauh dibandingkan dengan mesin 4T. Viskositas oli 2T tidak hanya jauh lebih rendah (encer) dibandingkan oli 4T, juga harus mudah bercampur dengan bensin dan gampang terbakar. Tujuannya mencegah terbentuknya kerak dalam waktu singkat.
Di Indonesia, oli 2T disebut juga oli campuran atau samping. Oli 2T menggunakan tangki khusus di samping tangki bensin.
Dulunya, oli dan bensin dicampur langsung di dalam tangki bensin. Ternyata, cara ini cukup merepotkan. Pasalnya, setiap mengisi atau menambah bensin, juga harus menambahkan oli 2T agar komposisi campuran tetap sama.
Karena itulah, produsen sepeda motor Jepang membuat tangki khusus untuk oli 2T. Oli ini langsung disemprotkan ke saluran isap dengan pompa khususu untuk bercampur dengan bensin yang disedot oleh mesin.
Oli Transmisi 2T. Khusus untuk transmisi dan kopling, mesin 2T menggunakan oli yang sama dengan motor 4T. Karena jumlah komponen yang dilumasi sedikit, suhu kerja juga lebih rendah dari mesin, maka tugasnya pada mesin 2T jadi lebih ringan. Jadwal penggantiannya pun bisa lebih lama.
Mesin 4T.
Siklus kerja mesin 4-langkah (4T)
Pada mesin 4T, komponen yang dilumasi lebih banyak. Di samping itu, oli mesin juga bertugas melumasi transmisi plus kopling. Inilah yang mengakibatkan tugas oli motor 4T makin berat.